Saifuddin Quthuzs Rahimahullah
Adalah seorang anak dari Bangsawan
Jalaluddin Al Khawarizmi, Nama Beliau Adalah Mahmud Bin Mamdud, Dimasa
kecilnya Beliau sudh menghadapi pristiwa yang tak terlupakan, dimana pasukan
Mongolia menyerang negeri nya, kerusakan dan kehancuran pun tampak di depan
matanya, bagaimana barbar nya pasukan itu ketika menghancurkan suatu negri,
ketika itu sang Ayah pun wafat di tangan Pasukan Mongol, yang kala itu lari ke
india bersama keluarganya, Allah
menakdirkan Qutuz selamat dari kebrutalan Mongol, dalam sejarahnya beliau dan
keluarganya di tangkap , sebagian di bunuh dan sebagiannya di jadikan budak,
Mahmud salah satunya.
kegagahan
dan kewibawaannya tergambar saat ia masih kecil, sehingga pasukan mongol
menjulukinya dengan Sebutan Quthuz (Singa yang menyalak), Singkat cerita iapun
di jual di pasar Damaskus, Salah seorang bani Ayyub
membelinya. Dan ia dibawa ke Mesir. Di sini, ia pindah dari satu tuan ke tuan
yang lain, sampai akhirnya ia dibeli oleh Raja Al-Mu’izz Izzuddin Aibak dan
kelak menjadi panglima besarnya. Maha Besar Allah sebaik baik Pembuat Rencana,
Tanpa disadari Mahmud kecil yang minim akan pengalaman , dan Belum pernah
melihat kehebatan negeri luar, mendapat keistimewaan tersendiri baginya ,
dimana ia mengelilingi negeri2 , berpindah dari satu tangan ketangan yang lain,
Hingga ia sampai ketangan seorang penguasa negeri Muslim, yang kelak ia
gantikan Posisi nya dan menghancurkan Pasukan Mongol. Maha Benar Allah Dengan
segala Firmannya :
“Dan mereka pun merencanakan makar
dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak
menyadari.” (An-Naml [27]: 50)
Quthuz –sebagaimana mamalik
(budak yang dididik militer) lainnya–tumbuh dengan pendidikan agama. Semangat
Islam yang kuat bergelora di dalam hatinya. Sejak kecil, ia dilatih dengan seni
menunggang kuda, metode pertempuran, seluk-beluk manajemen dan leadership. Ia
tumbuh menjadi seorang pemuda gagah berani, mencintai dan menjunjung tinggi
agamanya. Ia juga seorang yang kuat, penyabar, dan perkasa. Selain itu semua,
ia juga dilahirkan dari keluarga raja.
Masa kanak-kanak Quthuz layaknya
para pangeran yang lain. Hal ini membuat dirinya begitu percaya diri. Ia tidak
asing dengan masalah kepemimpinan, manajemen negara dan kekuasaan. Di atas itu
semua, keluarganya hancur oleh Tartar. Hal ini–tentu saja–membuat dirinya paham
betul dengan bencana Tartar. Sebab orang yang menyaksikan tidaklah seperti yang
mendengar.
Mungkin Kita sadar Bagaimana Bencana Tsunami
yang terjadi di negeri Kita ini, Dimana bangunan2, pepohonan hancur, serta
mayat2 bergelimpangan tak tentu ARah , seperti itulah Dahsyatnya Bencana yang
di timbulkan Mongol, Dimana Dunia di Hantui Rasa ketakukan, Tidak sedikit
negeri yang Memilih menyerah dari pada harus ber Urusan dengan Pasukan Brutal
ini, Dan sebagiannya mencoba melawan ketika itupun Pasukan Yang bagaikan Ombak
Besar melumat Negeri tersebut tanpa menyisakan Jiwa , Hal ini pun di rasakan
Oleh Umat Islam yakni Tidak lain Bani abbasyiah, Yang dunia mencatat Sebgai
negeri yang Makmur dan Sumber Ilmu , Hanya dengan 200rb pasukan, Mongol
menlenyapkan negeri tsb. dari Binkai sejarah , sebanyak 1.8jt orang tewas,
serta sungai Nil berubah airnya menjadi hitam karena tinta2 Ilmu yang menjadi
asas ketaqwaan meleleh oleh air yang tergenang, Sehingga Dinasti yang sudah
berdiri sejak lima 5 abad ini pun lenyap dari Peta bumi, Namun jika kita
telisik sesaat , sejarah hancurnya Kerajaan Abbasyiah Akibat munculnya seorang
Pengkhianat yang ber aqidah syiah yaitu Ibn Al Qami yang menjadi orang
kepercayaan Khalifah saat itu, ia lah otak di balik semuanya, Semoga Allah
membalas Perbuatannya.
Singkat cerita, Saifuddin Quthuz pun mulai
Muncul di Permungkaan setelah Wafatnya sang raja Izzudin Aibak, kekuasaan pun
ber alik ke anak nya yang masih sangat kecil yang bernama Al Manshur Nuruddin
Ali Bin Izzuddin Aibak. Namun Dibalik itu semua yang menjalan kan Roda
Pemerintahan Tidak lain adalah Saifuddin Qutuz itu ssendiri.
Melihat Kebengisan dan Haus akan kekuasan
serta kebencian pasukan Mongol terhadap Muslim, Saifuddin Quthuz pun mengambil
langkah berani utk menggantikan Posisi Raja kecil itu, demi pertahanan dan
antisipasi dari serangan Mongol yang tiba2, suatu sisi kekuatan Muslimin sedang
terpuruk dan di hantui rasa takut yang mendalam, maka pada 24 Dzulqaidah 657H Dengan Restu Dan Bimbingan Ulama Ia pun
menjadi Raja.
Keteguhannya dan Kepiawaian nya dalam
mengatur Urusan Negara membuat Benteng terakhir Umat Islam kala itu yaitu Mesir
lambat laun mebuahkan hasil yang cemerlang, Ia awali dengan pembenahan pejabat2
negara setelah itu ia dapat menyatukan hati umat Islam Yang kala itu terpecah
belah , Hal ini tidak lah bisa ia lakukan sendiri melainkan atas Kehendak Allah
dan kedekatannya kepada para Ulama, Sampai akhirnya Hal yang di Nantikan Pun
Tiba, Yakni Surat dari Sang Penkhluk Hulagukhan yang meminta ia menyerah atau
Musnah.
Surat itu Berbunyi :
Dari
Raja Di Raja di Timur dan Di Barat, Khan Yang Agung Kepada Qutuz si Mamluk yang
lari dari pedang-pedang kami!
Kamu
seharusnya berpikir mengenai apa yang telah berlaku ke atas negara-negara yang
lain dan menyerah kepada kami. Kamu telah mendapat kabar berita bagaimana kami
telah menghancurkan kekhalifahan yang begitu besar, menyucikan bumi ini dari
kerusakan yang mencacatkannya. Kami telah menawan kawasan yang luas dan
membunuh semua manusia dengan kejam. Kamu tidak akan terlepas dari kerakusan
dan kekejaman tentara kami!
Ke mana
lagi kamu ingin lari? Jalan mana lagi yang kamu akan gunakan untuk melepaskan
diri dari kami? Kuda-kuda kami berlari kencang, anak-anak panah kami tajam,
pedang-pedang kami bagaikan guruh yang menakutkan, hati-hati kami keras
bagaikan gunung, laskar-laskar kami banyak tak terbilang. Benteng-benteng kokoh
tidak akan dapat menghalang kami, senjata-senjata tidak akan dapat membendung
kami. Doa kamu tidak akan membawa apa-apa pengaruh ke atas kami. Kesedihan dan
ratapan tidak kami pedulikan. Hanya mereka yang merayu untuk perlindungan kami
akan selamat.
Bersegeralah
dalam membalas surat ini sebelum api peperangan bermula. Jika kamu melawan,
maka barang pasti kamu akan menderita dan tersiksa dengan kehancuran yang
dahsyat. Kami akan menghancurkan masjid-masjid kamu dan memperlihatkan kelemahan
Tuhan kamu. Kemudian kami akan membunuh anak-anak kamu dan orang-orang tua di
kalangan kamu.
Kini,
hanya kamulah satu-satunya musuh yang perlu kami hadapi.
Inilah Surat Yang mengetarkan Lawan dan
melumat lawan, Namun Tidak Untuk sosok Kesatria ini, Setelah menyampaikan Isi surat Yang sangat
melecehkan kekuatan Muslimin ini, Sang delegasi Hulagukhan bertindak semena
mena sehingga Quthuz pun memerintahkan untuk meng eksekusi delegasi itu dan
menaruk kepala mereka didepan gerbang istana, Perlu Di ketahui Islam Tidak
Membenarkan membunuh sang Delegasi, akan tetapi Para Ahli sejatah Mengatakan,
Kedatangan Tentara Mongol Tidak serta merta hanya menyampaikan Surat tetapi
Juga mereka di utus sebagai mata2, Hal ini lah yang membuat Hulagu khan
bagaikan terbakar , ia tidak pernah dilecehkan Oleh raja manapun selain Raja Muslim
satu Ini. Dan Api peperangan pun Berkobar.
Detik2 saat Peperangan Akan dimulai ,, Ada
kisah menarik yang dapat kita ambil Ibrah Dan Pelajaran, Dimana suatu ketika
Saifuddin Qutuz Harus menunda sesaat pertempurannya, Dikarenakan Khas Negara
yang tidak cukup untuk Mendanai Peperangan, Saat itu Saifuddin Qutuz
Rahimahullah mendatangi Ulama untuk meminta pendapat nya, krn beliau hendak
Mengambil Pajak Dari Masyarakat Untuk Khas Negara, Langsung Saja Para Ulama
Menolak nya dan Berfatwa :
tidak
diperbolehkan mengambil paksa harta rakyat karena itu termasuk haram. Para
ulama menegaskan bahwa haram hukumnya mengambil harta rakyat dengan jalan yang bathil.
Kecuali dalam beberapa kondisi baru Negara boleh “meminta” kepada rakyatnya.
Pertama, ketika Negara sama sekali tidak memiliki harta yang cukup untuk
pembiayaan Negara. Kedua, sebelum berniat mengambil dari rakyat, pemimpin
Negara hendaklah terlebih dahulu mengambil paksa dari para petinggi- petinggi
Negara (seperti para menteri, para komandan, para staff Negara, dll). Ambil
semua harta dan perhiasan mereka, baru setelah itu diperbolehkan mengambil
harta raktyat. Inilah fatwa Al Izz Bin Abdis Salam. Dan Sang Raja pun
Merelisasikan nya.
Setelah Itu sang Penakhluk Yang
Nama nya Mulai di Takuti Pasukan Bar Bar itupun Ber khutbah dihadapan Pasukan
Dan Masyarakat , dengan Khutbah ber Api api, Membakar Ketakutan Di dada Kaum
Muslimin, Meredam Kesedihan Orang2 Orang2 Lemah serta membuktikan kepada Dunia
Bahwa Masih Ada Kami, Hamba Allah Yang akan menghancurkan Mitos Pasukan
Mongolia.
Disisi lain Pasukan Mongol Yang
kala itu sudah siap Perang , sang panglima mereka Kitbuka lyang menggantikan
Hulagukhan Krn Urusan kenegaraan Langsung bergerak Hendak menggertak Lawannya
yang mereka remehkan krn mereka berfikir Pasukan Muslimin tidak akan Berani
Menyerang melainkan hanya diam menunggu kebinasaan mereka. Sementara mereka
Tidak Faham bahwa lawan mereka telah diberi kekuatan Iman dan Motivasi Kuat dan
siap menerkam dan menghancurkan mereka.
Setelah Menyiapkan Pasukan dengan
strategi yang sudah di rencanakan dan Mengharap Ke ridha'an Dari Rabb yang maha
Perkasa , Bergeraklah 20rb pasukan Muslimin dibawah Komando Sang Penakhluk
Saifuddin Quthuz dengan panglima nya baybaz. Namun Di tengah Perjalanan Pasukan
Muslimin Bertemu dengan Pasukan Salib, Namun Sang Raja Muslimin itupun menemui Panglima
Salib dan Menyampaikan maksud mereka, Hingga pasukan salib pun setuju untuk mengizinkan
pasukan Muslimin lewat, Karena Mereka pun Faham Hanya Quthuz lah yang bisa meredam
amukan Mongol, Karena sejatinya tentara salib itu pun Ketakutan dengan kaum bar
bar tsb.
Hingga pada Tanggal 25 Ramadhan
658H bertepatan 3 september 1260M Kedua Pasukan Itu pun Bertemu DI Ain Jalut, Terjadilah
Pertempuran Yang amat Dahsyat di kedua Belah Pihak, Sang Panglima Baybas
menjalankan Strategi dengan baik, Beliau dengan beberapa pasukannya mencoba mengecoh
pasukan mongol dengan menarik mundur secara perlahan seolah olah Muslimin
Takut, Melihat kejadian itu Kitbuka dan Pasukannya yang Sudah dirasuki
kesombongan itupun mengejar Pasukan Muslimin dengan Brutal, dan Kekalahan pun
Menerpa mereka, Pasukan Besar Muslimin Lainnya yang Bersembunyi di lembah2
perbukitan Langsung Membabat mereka hingga sebagian Pasukan yang mereka klaim
tidak pernah takut itupun lari tunggang langgang, Saifuddin Quthuz pun
memerintahkan untuk mengejar mereka, Beliau di garda terdepan sambil
mengucapkan slogan yang sangat bersejarah dan membekas di dada para pejuang, Wa
Islama Wa Islama (demi Islam, demi Islam) Pasukan Muslimin pun Makin Bertambah
Imannya, Bak singa yang menerkam mangsa
nya, pasukan mongol pun Hancur dan Kitbuka sang panglima yang sangat menaruh
benci terhadap musliminpun Binasa. Takbir pun Bergema di berbagai Arah, Dunia
yang kala itu diselimuti oleh ketakutan pun Mulai menampakkan Keindahannya
berkat Pertolongan Allah Lewat keberanian Hamba2 nya. Psukan Barbar yang selama
43 tahun tak terkalahkan itupun Hancur ditangan Sang Penakluk Saifuddin Quthuz.
Kejayaan Islam pun kembali Bersinar
Inilah Salah satu Kiprah kaum
Muslimin, ketika mereka Yakin Akan Pertolongan Allah Dan Lurus dalam
mentauhidkannya , Sudah Pasti Allah Akan memenangkan Siapapun Lawan dan sekuat
apapun mereka. Serta Ke arifan dan Kebenaran Agama Ini pula yang kelak membuat
Kerajaan2 Mongolia Memeluk Islam, dan Menuai Sejarah Gemilang yang tak
terlupan.
Saifuddin Quthuzs Rahimahullah
Adalah seorang anak dari Bangsawan
Jalaluddin Al Khawarizmi, Nama Beliau Adalah Mahmud Bin Mamdud, Dimasa
kecilnya Beliau sudh menghadapi pristiwa yang tak terlupakan, dimana pasukan
Mongolia menyerang negeri nya, kerusakan dan kehancuran pun tampak di depan
matanya, bagaimana barbar nya pasukan itu ketika menghancurkan suatu negri,
ketika itu sang Ayah pun wafat di tangan Pasukan Mongol, yang kala itu lari ke
india bersama keluarganya, Allah
menakdirkan Qutuz selamat dari kebrutalan Mongol, dalam sejarahnya beliau dan
keluarganya di tangkap , sebagian di bunuh dan sebagiannya di jadikan budak,
Mahmud salah satunya.
kegagahan
dan kewibawaannya tergambar saat ia masih kecil, sehingga pasukan mongol
menjulukinya dengan Sebutan Quthuz (Singa yang menyalak), Singkat cerita iapun
di jual di pasar Damaskus, Salah seorang bani Ayyub
membelinya. Dan ia dibawa ke Mesir. Di sini, ia pindah dari satu tuan ke tuan
yang lain, sampai akhirnya ia dibeli oleh Raja Al-Mu’izz Izzuddin Aibak dan
kelak menjadi panglima besarnya. Maha Besar Allah sebaik baik Pembuat Rencana,
Tanpa disadari Mahmud kecil yang minim akan pengalaman , dan Belum pernah
melihat kehebatan negeri luar, mendapat keistimewaan tersendiri baginya ,
dimana ia mengelilingi negeri2 , berpindah dari satu tangan ketangan yang lain,
Hingga ia sampai ketangan seorang penguasa negeri Muslim, yang kelak ia
gantikan Posisi nya dan menghancurkan Pasukan Mongol. Maha Benar Allah Dengan
segala Firmannya :
“Dan mereka pun merencanakan makar
dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak
menyadari.” (An-Naml [27]: 50)
Quthuz –sebagaimana mamalik
(budak yang dididik militer) lainnya–tumbuh dengan pendidikan agama. Semangat
Islam yang kuat bergelora di dalam hatinya. Sejak kecil, ia dilatih dengan seni
menunggang kuda, metode pertempuran, seluk-beluk manajemen dan leadership. Ia
tumbuh menjadi seorang pemuda gagah berani, mencintai dan menjunjung tinggi
agamanya. Ia juga seorang yang kuat, penyabar, dan perkasa. Selain itu semua,
ia juga dilahirkan dari keluarga raja.
Masa kanak-kanak Quthuz layaknya
para pangeran yang lain. Hal ini membuat dirinya begitu percaya diri. Ia tidak
asing dengan masalah kepemimpinan, manajemen negara dan kekuasaan. Di atas itu
semua, keluarganya hancur oleh Tartar. Hal ini–tentu saja–membuat dirinya paham
betul dengan bencana Tartar. Sebab orang yang menyaksikan tidaklah seperti yang
mendengar.
Mungkin Kita sadar Bagaimana Bencana Tsunami
yang terjadi di negeri Kita ini, Dimana bangunan2, pepohonan hancur, serta
mayat2 bergelimpangan tak tentu ARah , seperti itulah Dahsyatnya Bencana yang
di timbulkan Mongol, Dimana Dunia di Hantui Rasa ketakukan, Tidak sedikit
negeri yang Memilih menyerah dari pada harus ber Urusan dengan Pasukan Brutal
ini, Dan sebagiannya mencoba melawan ketika itupun Pasukan Yang bagaikan Ombak
Besar melumat Negeri tersebut tanpa menyisakan Jiwa , Hal ini pun di rasakan
Oleh Umat Islam yakni Tidak lain Bani abbasyiah, Yang dunia mencatat Sebgai
negeri yang Makmur dan Sumber Ilmu , Hanya dengan 200rb pasukan, Mongol
menlenyapkan negeri tsb. dari Binkai sejarah , sebanyak 1.8jt orang tewas,
serta sungai Nil berubah airnya menjadi hitam karena tinta2 Ilmu yang menjadi
asas ketaqwaan meleleh oleh air yang tergenang, Sehingga Dinasti yang sudah
berdiri sejak lima 5 abad ini pun lenyap dari Peta bumi, Namun jika kita
telisik sesaat , sejarah hancurnya Kerajaan Abbasyiah Akibat munculnya seorang
Pengkhianat yang ber aqidah syiah yaitu Ibn Al Qami yang menjadi orang
kepercayaan Khalifah saat itu, ia lah otak di balik semuanya, Semoga Allah
membalas Perbuatannya.
Singkat cerita, Saifuddin Quthuz pun mulai
Muncul di Permungkaan setelah Wafatnya sang raja Izzudin Aibak, kekuasaan pun
ber alik ke anak nya yang masih sangat kecil yang bernama Al Manshur Nuruddin
Ali Bin Izzuddin Aibak. Namun Dibalik itu semua yang menjalan kan Roda
Pemerintahan Tidak lain adalah Saifuddin Qutuz itu ssendiri.
Melihat Kebengisan dan Haus akan kekuasan
serta kebencian pasukan Mongol terhadap Muslim, Saifuddin Quthuz pun mengambil
langkah berani utk menggantikan Posisi Raja kecil itu, demi pertahanan dan
antisipasi dari serangan Mongol yang tiba2, suatu sisi kekuatan Muslimin sedang
terpuruk dan di hantui rasa takut yang mendalam, maka pada 24 Dzulqaidah 657H Dengan Restu Dan Bimbingan Ulama Ia pun
menjadi Raja.
Keteguhannya dan Kepiawaian nya dalam
mengatur Urusan Negara membuat Benteng terakhir Umat Islam kala itu yaitu Mesir
lambat laun mebuahkan hasil yang cemerlang, Ia awali dengan pembenahan pejabat2
negara setelah itu ia dapat menyatukan hati umat Islam Yang kala itu terpecah
belah , Hal ini tidak lah bisa ia lakukan sendiri melainkan atas Kehendak Allah
dan kedekatannya kepada para Ulama, Sampai akhirnya Hal yang di Nantikan Pun
Tiba, Yakni Surat dari Sang Penkhluk Hulagukhan yang meminta ia menyerah atau
Musnah.
Surat itu Berbunyi :
Dari
Raja Di Raja di Timur dan Di Barat, Khan Yang Agung Kepada Qutuz si Mamluk yang
lari dari pedang-pedang kami!
Kamu
seharusnya berpikir mengenai apa yang telah berlaku ke atas negara-negara yang
lain dan menyerah kepada kami. Kamu telah mendapat kabar berita bagaimana kami
telah menghancurkan kekhalifahan yang begitu besar, menyucikan bumi ini dari
kerusakan yang mencacatkannya. Kami telah menawan kawasan yang luas dan
membunuh semua manusia dengan kejam. Kamu tidak akan terlepas dari kerakusan
dan kekejaman tentara kami!
Ke mana
lagi kamu ingin lari? Jalan mana lagi yang kamu akan gunakan untuk melepaskan
diri dari kami? Kuda-kuda kami berlari kencang, anak-anak panah kami tajam,
pedang-pedang kami bagaikan guruh yang menakutkan, hati-hati kami keras
bagaikan gunung, laskar-laskar kami banyak tak terbilang. Benteng-benteng kokoh
tidak akan dapat menghalang kami, senjata-senjata tidak akan dapat membendung
kami. Doa kamu tidak akan membawa apa-apa pengaruh ke atas kami. Kesedihan dan
ratapan tidak kami pedulikan. Hanya mereka yang merayu untuk perlindungan kami
akan selamat.
Bersegeralah
dalam membalas surat ini sebelum api peperangan bermula. Jika kamu melawan,
maka barang pasti kamu akan menderita dan tersiksa dengan kehancuran yang
dahsyat. Kami akan menghancurkan masjid-masjid kamu dan memperlihatkan kelemahan
Tuhan kamu. Kemudian kami akan membunuh anak-anak kamu dan orang-orang tua di
kalangan kamu.
Kini,
hanya kamulah satu-satunya musuh yang perlu kami hadapi.
Inilah Surat Yang mengetarkan Lawan dan
melumat lawan, Namun Tidak Untuk sosok Kesatria ini, Setelah menyampaikan Isi surat Yang sangat
melecehkan kekuatan Muslimin ini, Sang delegasi Hulagukhan bertindak semena
mena sehingga Quthuz pun memerintahkan untuk meng eksekusi delegasi itu dan
menaruk kepala mereka didepan gerbang istana, Perlu Di ketahui Islam Tidak
Membenarkan membunuh sang Delegasi, akan tetapi Para Ahli sejatah Mengatakan,
Kedatangan Tentara Mongol Tidak serta merta hanya menyampaikan Surat tetapi
Juga mereka di utus sebagai mata2, Hal ini lah yang membuat Hulagu khan
bagaikan terbakar , ia tidak pernah dilecehkan Oleh raja manapun selain Raja Muslim
satu Ini. Dan Api peperangan pun Berkobar.
Detik2 saat Peperangan Akan dimulai ,, Ada
kisah menarik yang dapat kita ambil Ibrah Dan Pelajaran, Dimana suatu ketika
Saifuddin Qutuz Harus menunda sesaat pertempurannya, Dikarenakan Khas Negara
yang tidak cukup untuk Mendanai Peperangan, Saat itu Saifuddin Qutuz
Rahimahullah mendatangi Ulama untuk meminta pendapat nya, krn beliau hendak
Mengambil Pajak Dari Masyarakat Untuk Khas Negara, Langsung Saja Para Ulama
Menolak nya dan Berfatwa :
tidak
diperbolehkan mengambil paksa harta rakyat karena itu termasuk haram. Para
ulama menegaskan bahwa haram hukumnya mengambil harta rakyat dengan jalan yang bathil.
Kecuali dalam beberapa kondisi baru Negara boleh “meminta” kepada rakyatnya.
Pertama, ketika Negara sama sekali tidak memiliki harta yang cukup untuk
pembiayaan Negara. Kedua, sebelum berniat mengambil dari rakyat, pemimpin
Negara hendaklah terlebih dahulu mengambil paksa dari para petinggi- petinggi
Negara (seperti para menteri, para komandan, para staff Negara, dll). Ambil
semua harta dan perhiasan mereka, baru setelah itu diperbolehkan mengambil
harta raktyat. Inilah fatwa Al Izz Bin Abdis Salam. Dan Sang Raja pun
Merelisasikan nya.
Setelah Itu sang Penakhluk Yang
Nama nya Mulai di Takuti Pasukan Bar Bar itupun Ber khutbah dihadapan Pasukan
Dan Masyarakat , dengan Khutbah ber Api api, Membakar Ketakutan Di dada Kaum
Muslimin, Meredam Kesedihan Orang2 Orang2 Lemah serta membuktikan kepada Dunia
Bahwa Masih Ada Kami, Hamba Allah Yang akan menghancurkan Mitos Pasukan
Mongolia.
Disisi lain Pasukan Mongol Yang
kala itu sudah siap Perang , sang panglima mereka Kitbuka lyang menggantikan
Hulagukhan Krn Urusan kenegaraan Langsung bergerak Hendak menggertak Lawannya
yang mereka remehkan krn mereka berfikir Pasukan Muslimin tidak akan Berani
Menyerang melainkan hanya diam menunggu kebinasaan mereka. Sementara mereka
Tidak Faham bahwa lawan mereka telah diberi kekuatan Iman dan Motivasi Kuat dan
siap menerkam dan menghancurkan mereka.
Setelah Menyiapkan Pasukan dengan
strategi yang sudah di rencanakan dan Mengharap Ke ridha'an Dari Rabb yang maha
Perkasa , Bergeraklah 20rb pasukan Muslimin dibawah Komando Sang Penakhluk
Saifuddin Quthuz dengan panglima nya baybaz. Namun Di tengah Perjalanan Pasukan
Muslimin Bertemu dengan Pasukan Salib, Namun Sang Raja Muslimin itupun menemui Panglima
Salib dan Menyampaikan maksud mereka, Hingga pasukan salib pun setuju untuk mengizinkan
pasukan Muslimin lewat, Karena Mereka pun Faham Hanya Quthuz lah yang bisa meredam
amukan Mongol, Karena sejatinya tentara salib itu pun Ketakutan dengan kaum bar
bar tsb.
Hingga pada Tanggal 25 Ramadhan
658H bertepatan 3 september 1260M Kedua Pasukan Itu pun Bertemu DI Ain Jalut, Terjadilah
Pertempuran Yang amat Dahsyat di kedua Belah Pihak, Sang Panglima Baybas
menjalankan Strategi dengan baik, Beliau dengan beberapa pasukannya mencoba mengecoh
pasukan mongol dengan menarik mundur secara perlahan seolah olah Muslimin
Takut, Melihat kejadian itu Kitbuka dan Pasukannya yang Sudah dirasuki
kesombongan itupun mengejar Pasukan Muslimin dengan Brutal, dan Kekalahan pun
Menerpa mereka, Pasukan Besar Muslimin Lainnya yang Bersembunyi di lembah2
perbukitan Langsung Membabat mereka hingga sebagian Pasukan yang mereka klaim
tidak pernah takut itupun lari tunggang langgang, Saifuddin Quthuz pun
memerintahkan untuk mengejar mereka, Beliau di garda terdepan sambil
mengucapkan slogan yang sangat bersejarah dan membekas di dada para pejuang, Wa
Islama Wa Islama (demi Islam, demi Islam) Pasukan Muslimin pun Makin Bertambah
Imannya, Bak singa yang menerkam mangsa
nya, pasukan mongol pun Hancur dan Kitbuka sang panglima yang sangat menaruh
benci terhadap musliminpun Binasa. Takbir pun Bergema di berbagai Arah, Dunia
yang kala itu diselimuti oleh ketakutan pun Mulai menampakkan Keindahannya
berkat Pertolongan Allah Lewat keberanian Hamba2 nya. Psukan Barbar yang selama
43 tahun tak terkalahkan itupun Hancur ditangan Sang Penakluk Saifuddin Quthuz.
Kejayaan Islam pun kembali Bersinar
Inilah Salah satu Kiprah kaum
Muslimin, ketika mereka Yakin Akan Pertolongan Allah Dan Lurus dalam
mentauhidkannya , Sudah Pasti Allah Akan memenangkan Siapapun Lawan dan sekuat
apapun mereka. Serta Ke arifan dan Kebenaran Agama Ini pula yang kelak membuat
Kerajaan2 Mongolia Memeluk Islam, dan Menuai Sejarah Gemilang yang tak
terlupan.
Komentar
Posting Komentar