Dalam keadaan genting itu, Paus Clement VII memanggil dari Vatikan segenap pasukan Salib Eropa untuk memerangi Sulaiman Al Qonuni. Paus juga menjanjikan penebuan dosa bagi setiap pasukan yang mengikuti pertempuran ini, yang berupa surat resmi gereja dengan tenda tangan Paus, yang menjamin pengampunan atas seluruh dosa, disertai kekekalan di surge. Maka terbentuklah persekutuan pasukan Salib terbesar di Dunia saat itu. Terdiri dari seluruh kekuatan Salib yang ada pada waktu itu yang dipimpin oleh kekaisaran suci Romawi. Pasukannya mencakup Spanyol, Jerman, Austria, Belanda, Belgia, Swiss, Luxemburg, sebuah wilayah luas di Perancis dan sejumlah wilayah Eropa lainnya dll, dan diikuti pula pasukan khusus Paus dan pasukan Salib bayaran dari penjuru Eropa, maka terbentuklah pasukan Eropa terbesar pada zaman itu, yang terdiri dari Benua Eropa seluruhnya, kecuali Inggris, Portugal, sebagian wilyah Perancis, dan Swedia. Inggris dan Swedia tidak bergabung karena memilih aliran Protestan yang didirikan oleh Marti Luther, Perancis memang penganut Katholik namun bermusuhan dengan Spanyol, dan mereka juga dalm perjanjian damai dengan Khalifah yang membebasakn dari Spanyol.
Portugal juga Katholik tidak ikut karena dua sebab, pertama bermusuhan dengan Spanyol. Kedua sebenaranya rencana yang lebih jahat lagi yang mereka persiapkan menyerang umat Islam yang akan kita bahas dilain waktu Insya Allah.
Singkat cerita pasukan Salib dari Vatikan dan Hungaria bersiap di sebuah lembah di selatan Hungaria, lembah ini disebut lambah Mohacs. Pasukan Salib terdiri dari pasukan terbaik Eropa dengan senjata yang maju saat itu, ada pun pasukan Romawi yang masuk di pasukan Salib merupakan pasukan yang maju menjemput maut tanpa rasa takut, bukan hanya karena kepercayaan Nasrani mereka, namun karena sebuah budaya Eropa yang masih ada hingga kini, yaitu Masyarakat Eropa amat menghormati pahlawannya, dan tidak melupakannya selama lamanya. Hal ini dilihat disepanjang Eropa yang memajang patung patung para pejuang mereka. Pasukan Salib tahu bahwa hidupnya akan selalu dikenang, bahkan bisa saja ia dianggap orang suci. Karena itu mereka maju menjemput maut tanpa ada rasa takut, karena mereka akan terus kekal.
Pasukan Salib di Mohacs dipimpin oleh sejumlah panglia terbaik dari Hungaria saat itum diantaranya : Raja Hungaria Louis II dan Pal Tomori seorang pastur yang memimpin salah satu bagian pasukan untuk menebarkan semnagat dalam jiwa mereka.
Pada sisi pasukan Islam, terdiri dari tentara Turki Utsmani yang dilengkapi sejulah Meriam kuat dan diperkuat oleh satuan pasukan khusus Turki Utsmani (Jenissary) dan pasukan ini di pimpin oleh panglima bagi seluruh kekuatan Islam Amirul Mu’minin, Sultan Sulaiman Al Qonuni, yang telah mengeluarkan perintah bagi seluruh pimpinan pasukan berupa penghancuran kekuatan musuh secara keseluruhan dan menarik total seluruh kekuatan sekutu lalu pendudukan ibu kota musuh.
Dalam malam pertempuran, Sultan meghidupkannya dalam Shalat dab Do’a kepada Allah, untuk memberi kemenangan bagi Muslimin, beliau terus begitu sampai fajar tiba. Beliau lalu memimpin Shalat Subuh bersama pasukannya yang tangguh. Usai Sholat, beliau lalu berdiri memandang segenap pasukannya dengan penuh rasa bangga, lalu beliau berkata sambal tersenyum, dan air matanya berlinang :
“Seakan aku disamping Rasulullah SAW dan beliau kini memandang ke arah kalian semua”
Saat itu pecah lah tangisan haru segenap pasukan lalu mereka memeluk satu sama lain berjanji untuk kembali berjumpa di Surga dengan menggapai Syahid. 21 Dzulhijjah 923 H bertepatan dengan 29 Agustus 1526 M saat itu dimulai lah jalannya pertempuan agung ini pertempuran Mohacs yang kekal.
Pertempuran ini dimulai dengan majunya pasukan Salib ke arah pasukan Muslimin, dan strategi Sultan saat itu adalah, membiarkan musuh maju perlahan ke medan pertempuran sambal menarik pasukan Islam secara perlahan sampai musuh memasuki wilayah jangkauan tembak Meriam Turki Utsmani, dan majulah pasukan Salib kea rah Pasukan Islam yang dikejutkan dengan mundurnya pasukan Islam pasukan Salib mengira kaum Muslimin telah kalah dalam waktu singkat, maka majulah pasukan Salib bagaikan air bah yang tak terbendug, saat itu Sultan segera memerintahkan kekuatan Meriam Turki Utsmani untuk melakuakn serangan balik, maka ditembaklah Meriam Meriam milik pasukan Islam dan meluncurlah peluru peluru Meriam bagaikan bola api ke arah musuh, dan kacaulah barisan pasukan Salib dan ketakutan mulai menyelimuti mereka. Setelah melihat berhasilnya strategi Sultan Sulaiman, sementara itu ribuan pasukan Salib bertimbangan di saat saat pertama pertempuran, lalu bergerak lah sayap pasukan Islam untuk mengepung mereka dari segala arah, maka mundurlah pasukan Salib dari medan pertempuran tanpa terkendali. Dan sebagian dari mereka tenggelam di sungai Danub, di antara yang teggelam itu adalah Raja Hungaria Louis II yang melarikan diri melalui Danub, termasuk sebagain besar komandan pasukan Salib, seperti Pal Tomory dan usailah pertempuran dengan kemenagan mutlak kaum Muslimin setelah terbunuhnya 20.000 pasukan Salib sementara yang terbunuh di pihak muslimin hanya 1.500 pasukan saja (semoga menjadi syahid) dan hingga kini rakyat Hungaria masih mengenang kekalahan mengerikan mereka di Mohacs. Bahkan sebuah pepatah mengatakan, “kekalahan terburuk kita adalah di Mohacs”
Dalam keadaan genting itu, Paus Clement VII memanggil dari Vatikan segenap pasukan Salib Eropa untuk memerangi Sulaiman Al Qonuni. Paus juga menjanjikan penebuan dosa bagi setiap pasukan yang mengikuti pertempuran ini, yang berupa surat resmi gereja dengan tenda tangan Paus, yang menjamin pengampunan atas seluruh dosa, disertai kekekalan di surge. Maka terbentuklah persekutuan pasukan Salib terbesar di Dunia saat itu. Terdiri dari seluruh kekuatan Salib yang ada pada waktu itu yang dipimpin oleh kekaisaran suci Romawi. Pasukannya mencakup Spanyol, Jerman, Austria, Belanda, Belgia, Swiss, Luxemburg, sebuah wilayah luas di Perancis dan sejumlah wilayah Eropa lainnya dll, dan diikuti pula pasukan khusus Paus dan pasukan Salib bayaran dari penjuru Eropa, maka terbentuklah pasukan Eropa terbesar pada zaman itu, yang terdiri dari Benua Eropa seluruhnya, kecuali Inggris, Portugal, sebagian wilyah Perancis, dan Swedia. Inggris dan Swedia tidak bergabung karena memilih aliran Protestan yang didirikan oleh Marti Luther, Perancis memang penganut Katholik namun bermusuhan dengan Spanyol, dan mereka juga dalm perjanjian damai dengan Khalifah yang membebasakn dari Spanyol.
Portugal juga Katholik tidak ikut karena dua sebab, pertama bermusuhan dengan Spanyol. Kedua sebenaranya rencana yang lebih jahat lagi yang mereka persiapkan menyerang umat Islam yang akan kita bahas dilain waktu Insya Allah.
Singkat cerita pasukan Salib dari Vatikan dan Hungaria bersiap di sebuah lembah di selatan Hungaria, lembah ini disebut lambah Mohacs. Pasukan Salib terdiri dari pasukan terbaik Eropa dengan senjata yang maju saat itu, ada pun pasukan Romawi yang masuk di pasukan Salib merupakan pasukan yang maju menjemput maut tanpa rasa takut, bukan hanya karena kepercayaan Nasrani mereka, namun karena sebuah budaya Eropa yang masih ada hingga kini, yaitu Masyarakat Eropa amat menghormati pahlawannya, dan tidak melupakannya selama lamanya. Hal ini dilihat disepanjang Eropa yang memajang patung patung para pejuang mereka. Pasukan Salib tahu bahwa hidupnya akan selalu dikenang, bahkan bisa saja ia dianggap orang suci. Karena itu mereka maju menjemput maut tanpa ada rasa takut, karena mereka akan terus kekal.
Pasukan Salib di Mohacs dipimpin oleh sejumlah panglia terbaik dari Hungaria saat itum diantaranya : Raja Hungaria Louis II dan Pal Tomori seorang pastur yang memimpin salah satu bagian pasukan untuk menebarkan semnagat dalam jiwa mereka.
Pada sisi pasukan Islam, terdiri dari tentara Turki Utsmani yang dilengkapi sejulah Meriam kuat dan diperkuat oleh satuan pasukan khusus Turki Utsmani (Jenissary) dan pasukan ini di pimpin oleh panglima bagi seluruh kekuatan Islam Amirul Mu’minin, Sultan Sulaiman Al Qonuni, yang telah mengeluarkan perintah bagi seluruh pimpinan pasukan berupa penghancuran kekuatan musuh secara keseluruhan dan menarik total seluruh kekuatan sekutu lalu pendudukan ibu kota musuh.
Dalam malam pertempuran, Sultan meghidupkannya dalam Shalat dab Do’a kepada Allah, untuk memberi kemenangan bagi Muslimin, beliau terus begitu sampai fajar tiba. Beliau lalu memimpin Shalat Subuh bersama pasukannya yang tangguh. Usai Sholat, beliau lalu berdiri memandang segenap pasukannya dengan penuh rasa bangga, lalu beliau berkata sambal tersenyum, dan air matanya berlinang :
“Seakan aku disamping Rasulullah SAW dan beliau kini memandang ke arah kalian semua”
Saat itu pecah lah tangisan haru segenap pasukan lalu mereka memeluk satu sama lain berjanji untuk kembali berjumpa di Surga dengan menggapai Syahid. 21 Dzulhijjah 923 H bertepatan dengan 29 Agustus 1526 M saat itu dimulai lah jalannya pertempuan agung ini pertempuran Mohacs yang kekal.
Pertempuran ini dimulai dengan majunya pasukan Salib ke arah pasukan Muslimin, dan strategi Sultan saat itu adalah, membiarkan musuh maju perlahan ke medan pertempuran sambal menarik pasukan Islam secara perlahan sampai musuh memasuki wilayah jangkauan tembak Meriam Turki Utsmani, dan majulah pasukan Salib kea rah Pasukan Islam yang dikejutkan dengan mundurnya pasukan Islam pasukan Salib mengira kaum Muslimin telah kalah dalam waktu singkat, maka majulah pasukan Salib bagaikan air bah yang tak terbendug, saat itu Sultan segera memerintahkan kekuatan Meriam Turki Utsmani untuk melakuakn serangan balik, maka ditembaklah Meriam Meriam milik pasukan Islam dan meluncurlah peluru peluru Meriam bagaikan bola api ke arah musuh, dan kacaulah barisan pasukan Salib dan ketakutan mulai menyelimuti mereka. Setelah melihat berhasilnya strategi Sultan Sulaiman, sementara itu ribuan pasukan Salib bertimbangan di saat saat pertama pertempuran, lalu bergerak lah sayap pasukan Islam untuk mengepung mereka dari segala arah, maka mundurlah pasukan Salib dari medan pertempuran tanpa terkendali. Dan sebagian dari mereka tenggelam di sungai Danub, di antara yang teggelam itu adalah Raja Hungaria Louis II yang melarikan diri melalui Danub, termasuk sebagain besar komandan pasukan Salib, seperti Pal Tomory dan usailah pertempuran dengan kemenagan mutlak kaum Muslimin setelah terbunuhnya 20.000 pasukan Salib sementara yang terbunuh di pihak muslimin hanya 1.500 pasukan saja (semoga menjadi syahid) dan hingga kini rakyat Hungaria masih mengenang kekalahan mengerikan mereka di Mohacs. Bahkan sebuah pepatah mengatakan, “kekalahan terburuk kita adalah di Mohacs”
Admin,apakah perang mohacs dan penaklukkan belgrade itu gak bersamaan
BalasHapus