Yakub
as bin Ishaq as bin Ibrahim as memiliki nama lain yaitu Israel. Israel inilah
kakek moyang bangsa Israel atau bangsa Yahudi. Jadi sebenarnya bangsa Arab dan
bangsa Yahudi adalah bersaudara. Nasab mereka bertemu pada garis Ibrahim as
karena Ismail as dan Ishaq as adalah kakak beradik dari ayah yang sama yaitu
Ibrahim as walaupun ibu mereka berbeda. Ishaq menurunkan garis bangsa Yahudi
sedangkan Ismail adalah kakek bangsa Arab yang kelak menurunkan Muhammad saw.
Ibrahim as sendiri adalah seorang pendatang di negri Palestina. Ia berasal dari
Mesopotamia.
Yakub memiliki 12 anak
laki-laki, yang ke 11 adalah Yusuf as. Ketika Yusuf masih kanak-kanak,
saudara-saudaranya merasa bahwa ayah mereka lebih menyayangi Yusuf dari pada
mereka. Meski sebenarnya sikap sang ayah yang sangat melindungi Yusuf tersebut
bukannya tanpa sebab. Yaitu karena mimpi yang dialami Yusuf ( lihat surat Yusuf
ayat 4 dan 5), yang memang di kemudian hari terbukti Yusuf adalah seorang ahli
tafsir mimpi ( lihat surat Yusuf ayat 45).
Disebabkan perasaan cemburu
dan dengki inilah mereka kemudian melemparkan Yusuf kecil ke sebuah sumur.
Namun Allah SWT berkehendak lain, Yusuf diselamatkan para khafilah dagang yang
menemukannya di dasar sumur. Kemudian Yusuf dibawa ke Mesir dan dijadikan
budak. Dalam Al-Qur’an surat ke 12 yaitu surat Yusuf diceritakan secara panjang
lebar bahwa Yusuf as selain diangkat menjadi salah satu utusan Allah juga
berhasil menduduki jabatan penting di negri Mesir.
Disitu juga diceritakan bahwa
akhirnya ia berhasil bertemu kembali dengan keluarga besarnya. Ia memaafkan
saudara-saudaranya dan kemudian memboyong keluarga besarnya tersebut ke negri
Mesir. Hal ini diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 2150 SM. Sebagai tamu
keluarga pembesar negara, mereka mendapat kedudukan dan perlakuan yang baik di
negri tersebut. Namun tak lama setelah Yusuf wafat, dibawah kekuasaan para
firaun mereka diperlakukan sebagai budak oleh bangsa Mesir. Ini terus terjadi
selama ratusan tahun.
Hingga tiba suatu saat, Musa as diperintah Allah SWT untuk
menyelamatkan dan membebaskan mereka dari perbudakan. Namun sayang, setelah
pertolongan Allah datang dengan dibelahnya laut Merah, keturunan Yakub tersebut
tidak memiliki nyali untuk masuk ke negri Palestina yang ketika itu dikuasai
oleh bangsa Kana’an yang gagah perkasa. Padahal melalui Musa as dan Harun as,
Allah SWT memerintahkan mereka untuk memasuki negri tersebut. Tampak bahwa
keimanan dan rasa syukur mereka kepada-Nya begitu tipis. Bahkan ketika Allah
SWT memanggil Musa as ke bukit Tuur di Sinai untuk menerima Taurat yang berisi
perintah-perintahNya selama 40 hari, dipimpin salah satu murid Musa yang
bernama Samiri, mereka malah membuat sapi emas sebagai sesembahan. Musa begitu
gusar dan kecewa begitupun Allah SWT hingga akhirnya mereka dikutuk selama 40
tahun tidak memiliki tanah dan tempat tinggal tetap. Mereka hidup nomad di
sekitar bukit Sinai.( lihat QS.Al-Maidah(5):26).
Setelah itu Allah SWT mengutus Yusya bin Nun memimpin generasi
berikutnya untuk memasuki tanah Palestina. Setelah melewati sejumlah peristiwa
( lihat QS.Al-Baqarah(2):58-59,
246-251) akhirnya Daud as berhasil mendirikan kerajaan Yahudi di tanah tersebut
dengan ibu kota Yerusalem. Di bawah pemerintahan putranya, Sulaiman as, mereka
membangun rumah peribadatan, yang kelak dinamakan Haekel atau kuil Solomon oleh
bangsa Yahudi. Namun fondasi masjid ini sesungguhnya telah didirikan jauh
sebelumnya oleh Yakub as, yaitu 40 tahun setelah dibangunnya Masjidil Haram di
Mekkah. Pada ayat 96 surat Ali Imran, diterangkan bahwa rumah/bait tertua di
muka bumi adalah Masjidil Haram dimana didalamnya terdapat Ka’bah.
Bangsa Yahudi dibawah Daud as
dan Sulaiman as berada pada puncak kejayaannya. Kerajaan ini berdiri pada
sekitar 1010 SM – 927 SM . Namun raja-raja yang menggantikan Sulaiman setelah
wafatnya adalah raja-raja yang zalim dan tidak mentaati ajaran Allah SWT.
Mereka menyembah dewa-dewa disamping menyembah Tuhan yang mereka namakan
’Yahweh’. Hingga akhirnya lenyaplah kekuasaan kerajaan tersebut. Demikian pula
Tabut, meja kecil keramat tempat penyimpanan lembaran-lembaran ( shuhuf )suci mereka
beserta Taurat versi aslinya ikut ra’ib. ( lihat surat Al-Baqarah ayat 248).
Kemudian pada tahun 587 SM,
raja Nebukadnezar dari Babilonia datang membantai bangsa ini. Haekel Solomon
tidak luput dari penghancuran. Seluruh warga kota dijadikan budak. Namun
setelah raja tersebut meninggal, mereka dibebaskan. Kezalimanpun kembali meraja
lela. Mereka tetap menyembah dewa-dewa disamping ’Yahweh’. Lebih dari itu,
mereka kemudian memproklamirkan diri sebagai bangsa pilihan Tuhan. Mereka
mengatakan bahwa hanya bangsa Yahudi yang berhak menguasai dunia. Bangsa lain
adalah bangsa yang rendah dan terkutuk.
Para Rasul yang datang untuk
mengingatkan agar mereka kembali ke jalan yang benar, antara lain Zakaria,
Yahya dan terakhir Isa as yang diutus pada sekitar tahun 30 M, mereka dustakan
dan bunuh / ’salib’. Walaupun sebenarnya itu hanya dugaan mereka saja karena
Allah swt telah mengangkat Isa as. ( lihat surat An-Nisa ayat 157 -158).
Demikian pula, Rasulullah Muhammad saw, beliau juga tidak luput dari usaha
pembunuhan yang berkali-kali mereka kerjakan.
” dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah
membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa”. ( Terjemah QS. An-Nisa(4):157).
“Penyaliban ” Isa as terjadi
pada masa kekuasaan kerajaan Romawi dimana ketika itu hidup seorang
Yahudi yang sangat membenci Isa as dan ajarannya. Itulah Paulus (nama
aslinya Saul). Paulus inilah yang pertama kali mengacak-acak isi Injil dan
menamakannya sebagai ajaran Kristen. Nabi Isa as sendiri sebenarmya tidak
pernah meng-klaim ajaran yang dibawanya sebagai ajaran Kristen. Karena sejatinya
ajaran yang dibawanya itu khusus untuk orang Yahudi yang ketika itu banyak yang
tersesat. Paulus memasukkan ide-ide filsafat Yunani dalam ajaran Yesus yang di
dapatnya dari murid Yesus.
Selama tiga abad ajaran
Kristen ini terus berkembang di kalangan masyarakat Romawi. Di sisi lain,
masyarakat Romawi pada umumnya, adalah masyarakat pagan. Mereka sedang
menantikan datangnya anak dewa matahari, dewa sesembahan mereka. Konstantin I,
sang kaisar Romawi menjadi khawatir akan kehilangan pamor dan kekuasaan. Maka
pada tahun 325 M ia segera membentuk sebuah dewan yang kemudian menghasilkan
sebuah deklarasi yang dikenal dengan nama ’deklarasi/konsili Nicea’ (’Nicene
Creed’).
Deklarasi ini intinya menerangkan
bahwa agama Kristen adalah agama resmi kerajaan dan Isa as ditetapkan bukan
lagi ’hanya’ utusan Tuhan melainkan justru anak Tuhan itu sendiri (sebagai
ganti anak dewa matahari) yang malah lebih parah lagi dengan substansi yang
sama pula dengan Tuhan ‘ bapak’. Itulah doktrin Trinitas. Dengan demikian ia
berhasil menyatukan masyarakatnya dari perpecahan. Namun sebagai dampaknya,
Yahudi dan ajarannya menjadi tersingkir. Mereka dimusuhi dan tidak lagi
mendapat tempat hingga akhirnya sebagian besar dari mereka terusir dari
Yerusalem yang ketika itu takluk dibawah kerajaan Romawi. Mereka ber’diaspora’
ke berbagai tempat, diantaranya ke Madinah, Yaman dan negara-negara Eropa.
Sekitar tahun 620 M, ketika
Rasulullah Muhammad saw melaksanakan Isra’ Mi’raj ke Sidratul Muntaha,
Rasulullah sempat melaksanakan shalat di masjid Al-Aqsha ( kuil Solomon) yang
ketika itu merupakan kiblat shalat umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah di
Mekah. Namun 18 tahun kemudian ketika akhirnya pasukan Muslim berhasil menaklukan
Syam termasuk Yerusalem, keadaan masjid ini sama sekali tidak terawat. Penguasa
Romawi sebagai penguasa terakhir daerah tersebut menjadikan reruntuhan masjid /
kuil sebagai tempat pembuangan sampah.
Sampai-sampai ketika Sang
Khulafaul Rashidin, Umar bin Khatab datang mengunjungi lokasi tersebut ,
diceritakan bahwa ia tidak dapat melewati lokasi masjid disebabkan begitu
tingginya tumpukan sampah yang mengitarinya. Tidak diketahui sejak kapan
persisnya rumah ibadah tersebut runtuh dan tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat peribadatan. Tempat ibadah tersebut baru diperbaiki dan diaktifkan
sebagai tempat ibadah umat Islam di bawah kekhalifahan Islam.
Selanjutnya pada awal abad ke
10 M, terjadi kesalah-fahaman antar penduduk Yerusalem. Padahal selama hampir 4
abad dibawah kekuasaan kekhafilahan kota tersebut aman bagi seluruh pemeluk
agama, baik Islam, Nasrani maupun Yahudi. Hal ini memicu ketegangan hingga
akhirnya meletuslah Perang Salib ( The Crusaders ) yang diprovokasi oleh Paus
Urban yang ketika itu berkedudukan di Perancis Selatan. Menempuh perjalanan
yang sangat jauh pasukan ini secara sadis dan membabi buta menyerang Yerusalem
dan sekitarnya. Namun tampaknya pihak Salib tidak menyadari bahwa sesungguhnya
ada yang memanfaatkan situasi tersebut, yaitu orang-orang Yahudi. Mereka
diam-diam menyusup kedalam pasukan Salib. Tujuan mereka bulat, yaitu disamping
mencari Tabut yang telah lama hilang juga merebut Yerusalem untuk kemudian
mendirikan kembali kuil atau Haekel Solomon. Pasukan Yahudi ini dikenal dengan nama
Knight Templar.
Dalam Perang yang berlangsung
berkali-kali selama hampir 200 tahun, Pasukan Salib nyaris tidak pernah menang.
Pada akhirmya pihak Salibpun menyerah. Mereka menyadari bahwa pasukan Muslim
terlalu kuat untuk dikalahkan dengan perang senjata secara terbuka. Perang di
jalan Allah adalah jihad dan kematian adalah surga. Oleh karena itu pasukan
Muslim tidak pernah takut mati. Maka pasukan Salibpun memilih jalan lain untuk
mengalahkan pasukan Muslim yaitu melalui perang Pemikiran ( Al-Gazwl Fikri).
Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme, Demokrasi, Feminisme, faham-faham
kebangsaan, faham Materialisme dan Kapitalisme, isu-isu HAM adalah contohnya.
Semua ini dimaksudkan untuk memecah belah rasa persatuan umat Islam.
Sementara itu, usai Perang,
pasukan Salib kembali ke negaranya, sebagian besar ke Perancis selatan. Namun
di tempat tersebut, para Knight Templar berprilaku buruk, rasis dan sering
melanggar janji. (Ini pula salah satu penyebab, mengapa pada masa Rasulullah
orang-orang Yahudi diusir dari Madinah). Munculnya ‘ anti semit ‘ di Eropa yang
menjadi salah satu pemicu ’Holocaust’ juga oleh sebab tersebut). Lebih dari
itu, pihak gereja melihat bahwa mereka telah melakukan penyimpangan ajaran
Kristen. Akhirnya merekapun diusir bahkan sebagian harus menerima hukuman bakar
sebagai hukum yang umum berlaku ketika itu.
Namun mereka tidak putus asa.
Mereka segera membentuk kelompok rahasia yang merupakan cikal bakal organisasi
berpengaruh di dunia, yaitu Freemason. Tujuan mendesak mereka adalah mencari tanah
kosong, tempat yang aman agar mereka bebas bertindak dan berprilaku. Dan tanah
itu adalah tanah suku Indian, yaitu benua Amerika sekarang ini. Di kota New
York inilah kaum Yahudi menancapkan kuku-kukunya dengan kuat. Untuk mencari
dukungan, baik materi maupun spirit, juga sekaligus mengaburkan niat sejati
mereka, mereka kemudian mencampur-adukkan ajaran Yahudi dan Kristen. Perjanjian
baru (Injil) dan perjanjian lama ( Taurat) yang memang sudah mengalami
distorsi, digabung menjadi satu.
Mereka menyebut diri sebagai
Yahudi Kristen (Kristen Zionis). Dalam perjalanannya kelompok ini terus
berkembang membentuk organisasi-organisasi elite, diantaranya adalah
Illuminaty. Gerakan ini bekerja secara rahasia dan dengan sangat rapi menyusup
ke segala bidang seperti lembaga keuangan, telekomunikasi, media, perfilman,
budaya, sosial dan politik bahkan juga LSM di berbagai negara. Anggotanya
orang-orang terhormat, kaya dan memiliki pengaruh besar di masyarakat lokal
maupun dunia.
Hebatnya, mereka tidak
mewajibkan anggotanya harus menjadi Yahudi. Karena sejatinya seperti juga
Konstantin I, sang kaisar Romawi yang berinisiatif menjadikan Isa as sebagai
Tuhan, adalah penganut agama pagan, penyembah dewa matahari. Tujuan utama
mereka satu, yaitu kembali ke tanah yang ’dijanjikan’, itulah tanah rakyat
Palestina, demi mendirikan kembali negara Israel Raya plus Haekelnya, dengan
ibu kota, Yerusalem!
Rencana panjang yang disusun
secara amat matang ini mulai membuahkan hasilnya pada tahun 1917, yaitu pada
era pasca Perang Dunia I dengan adanya Perjanjian Balfour. Dengan dikalahkannya
kerajaan Islam – Ottoman oleh pihak sekutu, maka Inggris memberikan dukungan
bagi berdirinya negara Zionis di tanah Palestina yang sebelumnya termasuk
wilayah kekuasaan Ottoman. Dukungan ini baru terealisasi pada tahun 1948. Namun
hingga kini sebagian negara berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia, tidak
mengakui keabsahan negara Israel ini.
Melalui berbagai media
informasi dewasa ini, dapat kita saksikan betapa ternyata Israel tidak cukup
puas dengan menguasai tanah rakyat Palestina. Mereka terus berlaku semena-mena
tidak hanya kepada penduduk asli namun juga ke negara-negara tetangganya. Saat
ini Al-Aqsa, masjid ke 3 kaum Muslimin ini terus mereka gali dan hancurkan
secara sembunyi-sembunyi agar Haekel dapat segera berdiri kembali. Mereka
berupaya meluaskan kekuasaan dan ingin menjadikan tata dunia baru (The New
World Order) dengan standard prilaku dan kemauan mereka dibawah kepemimpinan
Dajjal, ” Si Messiah” yang masih dinanti kedatangannya hingga saat ini.
Yakub
as bin Ishaq as bin Ibrahim as memiliki nama lain yaitu Israel. Israel inilah
kakek moyang bangsa Israel atau bangsa Yahudi. Jadi sebenarnya bangsa Arab dan
bangsa Yahudi adalah bersaudara. Nasab mereka bertemu pada garis Ibrahim as
karena Ismail as dan Ishaq as adalah kakak beradik dari ayah yang sama yaitu
Ibrahim as walaupun ibu mereka berbeda. Ishaq menurunkan garis bangsa Yahudi
sedangkan Ismail adalah kakek bangsa Arab yang kelak menurunkan Muhammad saw.
Ibrahim as sendiri adalah seorang pendatang di negri Palestina. Ia berasal dari
Mesopotamia.
Yakub memiliki 12 anak
laki-laki, yang ke 11 adalah Yusuf as. Ketika Yusuf masih kanak-kanak,
saudara-saudaranya merasa bahwa ayah mereka lebih menyayangi Yusuf dari pada
mereka. Meski sebenarnya sikap sang ayah yang sangat melindungi Yusuf tersebut
bukannya tanpa sebab. Yaitu karena mimpi yang dialami Yusuf ( lihat surat Yusuf
ayat 4 dan 5), yang memang di kemudian hari terbukti Yusuf adalah seorang ahli
tafsir mimpi ( lihat surat Yusuf ayat 45).
Disebabkan perasaan cemburu
dan dengki inilah mereka kemudian melemparkan Yusuf kecil ke sebuah sumur.
Namun Allah SWT berkehendak lain, Yusuf diselamatkan para khafilah dagang yang
menemukannya di dasar sumur. Kemudian Yusuf dibawa ke Mesir dan dijadikan
budak. Dalam Al-Qur’an surat ke 12 yaitu surat Yusuf diceritakan secara panjang
lebar bahwa Yusuf as selain diangkat menjadi salah satu utusan Allah juga
berhasil menduduki jabatan penting di negri Mesir.
Disitu juga diceritakan bahwa
akhirnya ia berhasil bertemu kembali dengan keluarga besarnya. Ia memaafkan
saudara-saudaranya dan kemudian memboyong keluarga besarnya tersebut ke negri
Mesir. Hal ini diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 2150 SM. Sebagai tamu
keluarga pembesar negara, mereka mendapat kedudukan dan perlakuan yang baik di
negri tersebut. Namun tak lama setelah Yusuf wafat, dibawah kekuasaan para
firaun mereka diperlakukan sebagai budak oleh bangsa Mesir. Ini terus terjadi
selama ratusan tahun.
Hingga tiba suatu saat, Musa as diperintah Allah SWT untuk
menyelamatkan dan membebaskan mereka dari perbudakan. Namun sayang, setelah
pertolongan Allah datang dengan dibelahnya laut Merah, keturunan Yakub tersebut
tidak memiliki nyali untuk masuk ke negri Palestina yang ketika itu dikuasai
oleh bangsa Kana’an yang gagah perkasa. Padahal melalui Musa as dan Harun as,
Allah SWT memerintahkan mereka untuk memasuki negri tersebut. Tampak bahwa
keimanan dan rasa syukur mereka kepada-Nya begitu tipis. Bahkan ketika Allah
SWT memanggil Musa as ke bukit Tuur di Sinai untuk menerima Taurat yang berisi
perintah-perintahNya selama 40 hari, dipimpin salah satu murid Musa yang
bernama Samiri, mereka malah membuat sapi emas sebagai sesembahan. Musa begitu
gusar dan kecewa begitupun Allah SWT hingga akhirnya mereka dikutuk selama 40
tahun tidak memiliki tanah dan tempat tinggal tetap. Mereka hidup nomad di
sekitar bukit Sinai.( lihat QS.Al-Maidah(5):26).
Setelah itu Allah SWT mengutus Yusya bin Nun memimpin generasi
berikutnya untuk memasuki tanah Palestina. Setelah melewati sejumlah peristiwa
( lihat QS.Al-Baqarah(2):58-59,
246-251) akhirnya Daud as berhasil mendirikan kerajaan Yahudi di tanah tersebut
dengan ibu kota Yerusalem. Di bawah pemerintahan putranya, Sulaiman as, mereka
membangun rumah peribadatan, yang kelak dinamakan Haekel atau kuil Solomon oleh
bangsa Yahudi. Namun fondasi masjid ini sesungguhnya telah didirikan jauh
sebelumnya oleh Yakub as, yaitu 40 tahun setelah dibangunnya Masjidil Haram di
Mekkah. Pada ayat 96 surat Ali Imran, diterangkan bahwa rumah/bait tertua di
muka bumi adalah Masjidil Haram dimana didalamnya terdapat Ka’bah.
Bangsa Yahudi dibawah Daud as
dan Sulaiman as berada pada puncak kejayaannya. Kerajaan ini berdiri pada
sekitar 1010 SM – 927 SM . Namun raja-raja yang menggantikan Sulaiman setelah
wafatnya adalah raja-raja yang zalim dan tidak mentaati ajaran Allah SWT.
Mereka menyembah dewa-dewa disamping menyembah Tuhan yang mereka namakan
’Yahweh’. Hingga akhirnya lenyaplah kekuasaan kerajaan tersebut. Demikian pula
Tabut, meja kecil keramat tempat penyimpanan lembaran-lembaran ( shuhuf )suci mereka
beserta Taurat versi aslinya ikut ra’ib. ( lihat surat Al-Baqarah ayat 248).
Kemudian pada tahun 587 SM,
raja Nebukadnezar dari Babilonia datang membantai bangsa ini. Haekel Solomon
tidak luput dari penghancuran. Seluruh warga kota dijadikan budak. Namun
setelah raja tersebut meninggal, mereka dibebaskan. Kezalimanpun kembali meraja
lela. Mereka tetap menyembah dewa-dewa disamping ’Yahweh’. Lebih dari itu,
mereka kemudian memproklamirkan diri sebagai bangsa pilihan Tuhan. Mereka
mengatakan bahwa hanya bangsa Yahudi yang berhak menguasai dunia. Bangsa lain
adalah bangsa yang rendah dan terkutuk.
Para Rasul yang datang untuk
mengingatkan agar mereka kembali ke jalan yang benar, antara lain Zakaria,
Yahya dan terakhir Isa as yang diutus pada sekitar tahun 30 M, mereka dustakan
dan bunuh / ’salib’. Walaupun sebenarnya itu hanya dugaan mereka saja karena
Allah swt telah mengangkat Isa as. ( lihat surat An-Nisa ayat 157 -158).
Demikian pula, Rasulullah Muhammad saw, beliau juga tidak luput dari usaha
pembunuhan yang berkali-kali mereka kerjakan.
” dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah
membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa”. ( Terjemah QS. An-Nisa(4):157).
“Penyaliban ” Isa as terjadi
pada masa kekuasaan kerajaan Romawi dimana ketika itu hidup seorang
Yahudi yang sangat membenci Isa as dan ajarannya. Itulah Paulus (nama
aslinya Saul). Paulus inilah yang pertama kali mengacak-acak isi Injil dan
menamakannya sebagai ajaran Kristen. Nabi Isa as sendiri sebenarmya tidak
pernah meng-klaim ajaran yang dibawanya sebagai ajaran Kristen. Karena sejatinya
ajaran yang dibawanya itu khusus untuk orang Yahudi yang ketika itu banyak yang
tersesat. Paulus memasukkan ide-ide filsafat Yunani dalam ajaran Yesus yang di
dapatnya dari murid Yesus.
Selama tiga abad ajaran
Kristen ini terus berkembang di kalangan masyarakat Romawi. Di sisi lain,
masyarakat Romawi pada umumnya, adalah masyarakat pagan. Mereka sedang
menantikan datangnya anak dewa matahari, dewa sesembahan mereka. Konstantin I,
sang kaisar Romawi menjadi khawatir akan kehilangan pamor dan kekuasaan. Maka
pada tahun 325 M ia segera membentuk sebuah dewan yang kemudian menghasilkan
sebuah deklarasi yang dikenal dengan nama ’deklarasi/konsili Nicea’ (’Nicene
Creed’).
Deklarasi ini intinya menerangkan
bahwa agama Kristen adalah agama resmi kerajaan dan Isa as ditetapkan bukan
lagi ’hanya’ utusan Tuhan melainkan justru anak Tuhan itu sendiri (sebagai
ganti anak dewa matahari) yang malah lebih parah lagi dengan substansi yang
sama pula dengan Tuhan ‘ bapak’. Itulah doktrin Trinitas. Dengan demikian ia
berhasil menyatukan masyarakatnya dari perpecahan. Namun sebagai dampaknya,
Yahudi dan ajarannya menjadi tersingkir. Mereka dimusuhi dan tidak lagi
mendapat tempat hingga akhirnya sebagian besar dari mereka terusir dari
Yerusalem yang ketika itu takluk dibawah kerajaan Romawi. Mereka ber’diaspora’
ke berbagai tempat, diantaranya ke Madinah, Yaman dan negara-negara Eropa.
Sekitar tahun 620 M, ketika
Rasulullah Muhammad saw melaksanakan Isra’ Mi’raj ke Sidratul Muntaha,
Rasulullah sempat melaksanakan shalat di masjid Al-Aqsha ( kuil Solomon) yang
ketika itu merupakan kiblat shalat umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah di
Mekah. Namun 18 tahun kemudian ketika akhirnya pasukan Muslim berhasil menaklukan
Syam termasuk Yerusalem, keadaan masjid ini sama sekali tidak terawat. Penguasa
Romawi sebagai penguasa terakhir daerah tersebut menjadikan reruntuhan masjid /
kuil sebagai tempat pembuangan sampah.
Sampai-sampai ketika Sang
Khulafaul Rashidin, Umar bin Khatab datang mengunjungi lokasi tersebut ,
diceritakan bahwa ia tidak dapat melewati lokasi masjid disebabkan begitu
tingginya tumpukan sampah yang mengitarinya. Tidak diketahui sejak kapan
persisnya rumah ibadah tersebut runtuh dan tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat peribadatan. Tempat ibadah tersebut baru diperbaiki dan diaktifkan
sebagai tempat ibadah umat Islam di bawah kekhalifahan Islam.
Selanjutnya pada awal abad ke
10 M, terjadi kesalah-fahaman antar penduduk Yerusalem. Padahal selama hampir 4
abad dibawah kekuasaan kekhafilahan kota tersebut aman bagi seluruh pemeluk
agama, baik Islam, Nasrani maupun Yahudi. Hal ini memicu ketegangan hingga
akhirnya meletuslah Perang Salib ( The Crusaders ) yang diprovokasi oleh Paus
Urban yang ketika itu berkedudukan di Perancis Selatan. Menempuh perjalanan
yang sangat jauh pasukan ini secara sadis dan membabi buta menyerang Yerusalem
dan sekitarnya. Namun tampaknya pihak Salib tidak menyadari bahwa sesungguhnya
ada yang memanfaatkan situasi tersebut, yaitu orang-orang Yahudi. Mereka
diam-diam menyusup kedalam pasukan Salib. Tujuan mereka bulat, yaitu disamping
mencari Tabut yang telah lama hilang juga merebut Yerusalem untuk kemudian
mendirikan kembali kuil atau Haekel Solomon. Pasukan Yahudi ini dikenal dengan nama
Knight Templar.
Dalam Perang yang berlangsung
berkali-kali selama hampir 200 tahun, Pasukan Salib nyaris tidak pernah menang.
Pada akhirmya pihak Salibpun menyerah. Mereka menyadari bahwa pasukan Muslim
terlalu kuat untuk dikalahkan dengan perang senjata secara terbuka. Perang di
jalan Allah adalah jihad dan kematian adalah surga. Oleh karena itu pasukan
Muslim tidak pernah takut mati. Maka pasukan Salibpun memilih jalan lain untuk
mengalahkan pasukan Muslim yaitu melalui perang Pemikiran ( Al-Gazwl Fikri).
Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme, Demokrasi, Feminisme, faham-faham
kebangsaan, faham Materialisme dan Kapitalisme, isu-isu HAM adalah contohnya.
Semua ini dimaksudkan untuk memecah belah rasa persatuan umat Islam.
Sementara itu, usai Perang,
pasukan Salib kembali ke negaranya, sebagian besar ke Perancis selatan. Namun
di tempat tersebut, para Knight Templar berprilaku buruk, rasis dan sering
melanggar janji. (Ini pula salah satu penyebab, mengapa pada masa Rasulullah
orang-orang Yahudi diusir dari Madinah). Munculnya ‘ anti semit ‘ di Eropa yang
menjadi salah satu pemicu ’Holocaust’ juga oleh sebab tersebut). Lebih dari
itu, pihak gereja melihat bahwa mereka telah melakukan penyimpangan ajaran
Kristen. Akhirnya merekapun diusir bahkan sebagian harus menerima hukuman bakar
sebagai hukum yang umum berlaku ketika itu.
Namun mereka tidak putus asa.
Mereka segera membentuk kelompok rahasia yang merupakan cikal bakal organisasi
berpengaruh di dunia, yaitu Freemason. Tujuan mendesak mereka adalah mencari tanah
kosong, tempat yang aman agar mereka bebas bertindak dan berprilaku. Dan tanah
itu adalah tanah suku Indian, yaitu benua Amerika sekarang ini. Di kota New
York inilah kaum Yahudi menancapkan kuku-kukunya dengan kuat. Untuk mencari
dukungan, baik materi maupun spirit, juga sekaligus mengaburkan niat sejati
mereka, mereka kemudian mencampur-adukkan ajaran Yahudi dan Kristen. Perjanjian
baru (Injil) dan perjanjian lama ( Taurat) yang memang sudah mengalami
distorsi, digabung menjadi satu.
Mereka menyebut diri sebagai
Yahudi Kristen (Kristen Zionis). Dalam perjalanannya kelompok ini terus
berkembang membentuk organisasi-organisasi elite, diantaranya adalah
Illuminaty. Gerakan ini bekerja secara rahasia dan dengan sangat rapi menyusup
ke segala bidang seperti lembaga keuangan, telekomunikasi, media, perfilman,
budaya, sosial dan politik bahkan juga LSM di berbagai negara. Anggotanya
orang-orang terhormat, kaya dan memiliki pengaruh besar di masyarakat lokal
maupun dunia.
Hebatnya, mereka tidak
mewajibkan anggotanya harus menjadi Yahudi. Karena sejatinya seperti juga
Konstantin I, sang kaisar Romawi yang berinisiatif menjadikan Isa as sebagai
Tuhan, adalah penganut agama pagan, penyembah dewa matahari. Tujuan utama
mereka satu, yaitu kembali ke tanah yang ’dijanjikan’, itulah tanah rakyat
Palestina, demi mendirikan kembali negara Israel Raya plus Haekelnya, dengan
ibu kota, Yerusalem!
Rencana panjang yang disusun
secara amat matang ini mulai membuahkan hasilnya pada tahun 1917, yaitu pada
era pasca Perang Dunia I dengan adanya Perjanjian Balfour. Dengan dikalahkannya
kerajaan Islam – Ottoman oleh pihak sekutu, maka Inggris memberikan dukungan
bagi berdirinya negara Zionis di tanah Palestina yang sebelumnya termasuk
wilayah kekuasaan Ottoman. Dukungan ini baru terealisasi pada tahun 1948. Namun
hingga kini sebagian negara berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia, tidak
mengakui keabsahan negara Israel ini.
Melalui berbagai media
informasi dewasa ini, dapat kita saksikan betapa ternyata Israel tidak cukup
puas dengan menguasai tanah rakyat Palestina. Mereka terus berlaku semena-mena
tidak hanya kepada penduduk asli namun juga ke negara-negara tetangganya. Saat
ini Al-Aqsa, masjid ke 3 kaum Muslimin ini terus mereka gali dan hancurkan
secara sembunyi-sembunyi agar Haekel dapat segera berdiri kembali. Mereka
berupaya meluaskan kekuasaan dan ingin menjadikan tata dunia baru (The New
World Order) dengan standard prilaku dan kemauan mereka dibawah kepemimpinan
Dajjal, ” Si Messiah” yang masih dinanti kedatangannya hingga saat ini.
Komentar
Posting Komentar